Tuesday, March 12, 2019

MENGAPA MEREKA PANIK?



Biar tambah cerdas
KENAPA MEREKA PANIK...
2014 Golkar dan PPP masih berkoalisi dgn Prabowo. Sekarang gabung Jokowi. Dua partai ini pada 2014 mendulang suara 27 jt pada pileg, sedangkan PKS, PAN dan DEMOKRAT menyumbang 31jt. Gerindra sendiri memperoleh 14,7jt suara. Total suara KMP +/-72jt. Sementara koalisi Indonesia hebat hanya mendapat 53jt suara. Namun dalam pilpres jumlah suara pemilih bersih naik menjadi 132jt, dan perolehan suara berpihak ke Jokowi sebesar 70jt, PS 62jt. Artinya penambahan pemilih pd pilpres 100% masuk ke Jokowi.
Animo rakyat kelihatan lbh konsen kepada pilpres, dan Jokowi sbg pendatang baru, bisa mengalahkan PS adalah suatu hal yg luar biasa. Arti yg lebih dalam PS kalah pamor oleh Jokowi sbg penantang, padahal PS sdh kali ke 3 mengikuti kontestasi, 2 kali wapres, 1kali capres. Dalam pertarungan 3 kali kalah seharusnya dapat diukur bhw rakyat tidak menghendaki figur penerus orba ini berkuasa.
Sekarang dgn bergabungnya Golkar dan PPP, serta terbelahnya PAN, PKS, Demokrat, dan Gerindra sendiri, secara telak telah menyulitkan PS dalam pertarungan 2019. Golkar dan PPP saja pada 2014 ada 27jt suara, keterpecahan PAN, PKS, DEMOKRAT, dan GERINDRA, bila diasumsikan akan menyimpang 10% saja, maka akan ada angka 5jt suara melayang ke Jokowi.
Dengan asumsi pemilih effektif 75% dari DPT 196jt pada 2019, maka akan ada 147jt suara pemilih. Yang menarik ada kenaikan DPT pada wilayah pemenangan Jokowi di 2014 sebesar 9,3jt, animo ini tentunya karena getaran kerja dan hasil kerja nyata yg dirasakan rakyat. Yang jg mencengangkan adalah pemilih luar negeri yg pada 2014 hanya 817 rb, tahun 2019 naik menjadi 2,1jt. Ini juga potensi suara utk Jokowi.
Pendek kata, bahwa khayalan PS menang dgn 51% saja, dia harus meraih 75 jt suara, kalau dari basis suara 2014 full KMP saja hanya meraih 62jt, sekarang dgn hengkangnya Golkar dan PPP, rasanya angka 62jt akan sulit dipertahankan, apalagi menambah 13jt suara, ini yang saya sebut butuh 13-15jt orang gila baru dari pemilih Jokowi nyeberang ke PS. Sulit di bayangkan menarik yg waras setelah melihat hasil kerja Jokowi ke wilayah yg makin tak jelas, apalagi prilaku aneh yg dipertontonkan oleh para comedian politik kubu PS yg semakin tak waras.
Sebaliknya Jokowi yg pada 2014 bisa meraih 70jt suara sblm berkarya, maka menambah 5 jt utk menang 51% sangatlah mudah. Penambahannya malah diprediksi bisa melaju sendiri karena PS konsituen stagnan. Sehingga, Jokowi bisa melambung dan mendapat tambahan +/- 32jt suara, dgn presentase kemenangan diatas 70%, dgn asumsi penguasaan Jawa dan secara keseluruhan 30 provinsi dimenangi Jokowi, atau mungkin saja bisa 34 provinsi.
Angka-angka itu sangat disadari kubu PS, sehingga, bila kita lihat prilaku yg abnormal dalam berkampanyenya, itu karena mereka makin sulit mencari celah untuk mengalahkan Jokowi. Statement para comedian kubu PS ttg pilpres yg bakal rusuh, Jokowi gak bakal menang kecuali curang, negara kita beringas, kalau mau aman gabung PS, akumulasi kebohongan, fitnah, caci maki, sampai pada titik kulminasi menikam mereka sendiri.
Tanda-tanda kepunahannya sudah didepan mata, ulama pencipta ijtimak sudah tak bersuara, Amin Rais sudah mulai serak kerongkongannya, cheerleader sudah pada lemes dengkulnya, hanya SBY yg masih mau jual suara dgn 14 program membekali debat capres nanti, moga isinya ada nilainya, jangan pula, bait lagu utk rekaman lanjutan. Tapi gak apa, untuk selingan sambil menunggu perhitungan suara akhir 17 April 2019. Dimana kita melanjutkan kejayaan Indonesia bersama presiden yg digdaya, tidak banyak gaya, dalam dirinya hanya kerja, kerja, untuk rakyatnya.
HENTAKKAN HATI UNTUK JOKOWI DAN INDONESIA.



No comments:

Post a Comment